AGPAII SUMUT DIUNDANG OLEH PERKUMPULAN MANUSIA BERDAYA INDONESIA: USUL DILAKSANAKAN ROHIS CAMP TERKAIT SOSIALISASI IMFLASI BAGI SISWA PAI



JURNALIS24.COM Ketua AGPAII Ahmad Taufik Nasution turut diundang dalam kegiatan FGD terkait Islamic Social Finance   terkait Pengendalian Inflasi. Para Birokrat dan tokoh yang hadir antara lain Pimpinan Bank Indonesia perwakilan Sumut Bapak Indra, anggota Komisi X Bapak Hidayatullah dan para tokoh agama dan tokoh masyarakat sebanyak 22 orang di D'Prima Hotel. 


Pada kesempatan itu Anggota Komisi X Bapak Hidayatullah menyampaikan, 



Bahwa terjadinya imflasi berdasarkan simulasi adanya pada produsen, sehingga kenaikan harga barang tidak dibarengi dengan kenaikan penghasilan. Sistim riba yang terjadi  berdampak terhadap Inflasi karena utang yang berbunga, sementara penghasilan tetap. Akibat imflasi yang paling berdampak adalah para petani mereka menjadi miskin, jadi perlu ada pengendalian dan pengawasan. 


Perwakilan Bank Indonesia, Bapak Indra menjelaskan, 



Bahwa imflasi secara sederhana mengambil hak kita, beras yang tadinya semesti 8.000 menjadi 8.500 jadi perlu ada upaya untuk mengendalikan harga-harga, dan inilah tugas BI mengendalikan harga  dan stabilitas ekonomi keuangan. Caranya membentuk lembaga pengendalian dan pengawasan. 


Ketua AGPAII yang juga sebagai nara sumber Ahmad Taufik Nasution menyampaikan, 


Bahwa di Sumut ada 12.000 guru PAI pada sekolah dan sekitar setengah juta siswa PAI (perkiraan) yang perlu diperkenalkan tentang inflasi. Dalam buku PAI asfek fikih ada materi ekonomi syari'ah Islam, materi ini adalah kebijakan pemerintah terkait struktur kurikulum PAI pada SMA. Saya menawarkan agar BI bisa melaksanakan bimtek terkait ekonomi syari'ah bagi guru PAI dan juga bisa melaksanakan ROHIS CAMP siswa PAI terkait pengenalan Inflasi atau masalah ekonomi syari'ah lainnya. 


Pada kesempatan itu hadir juga Pimpinan STAIS Pakam, Ketua DMI, Ketua MUI, BAZNAS, Perwakilan Ormas Islam 

Selain pengelompokan berdasarkan COICOP tersebut, BPS saat ini juga mempublikasikan inflasi berdasarkan pengelompokan lain yang dinamakan disagregasi inflasi. Disagregasi inflasi dilakukan untuk menghasilkan indikator inflasi yang menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental.





Inflasi Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung stabil atau persisten (persistent component) dalam pergerakannya dan dipengaruhi faktor fundamental. Faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi inti meliputi:

Interaksi permintaan-penawaran

Lingkungan eksternal, seperti: nilai tukar, harga komoditi internasional, dan perkembangan ekonomi global

Ekspektasi inflasi di masa depan.


Inflasi non-inti yaitu komponen inflasi yang cenderung memiliki volatilitas yang tinggi karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi non inti  terdiri dari:

Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food): Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun komoditas pangan internasional.

Inflasi Komponen Harga yang Diatur oleh Pemerintah (Administered Prices): Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dan sejenisnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama