JURNALIS24 Dekade 80-an menjadi tahun-tahun penuh makna bagi alumni yang merasakan dinamika kehidupan Pesantren Persis Bangil. Fakta yang dialami menjadi kenangan indah yang tak terlupakan. Seperti rasa haru Ustadz Muhammad Nuh Abdul Muis, M. SP., atas kemurahan hati guru pesantren. Ketua Pimpinan Wilayah Persatuan Islam Sumatera Utara berkisah saat bersilaturahim dengan Mudir (12/09/2023) bagaimana mula buka ia menapaki jejak langkah kebaikan di Kota Santri, Bangil.
Diceritakan bahwa awalnya ia ikut bekerja di sebuah pabrik pembuatan genteng di Trenggalek, Jawa Timur. Berbekal semangat dan informasi dari majalah Almuslimun, ia berniat belajar di Pesantren Persis Bangil. Dengan berkirim surat, ia menuliskan keinginan belajar di Bangil. Dengan kalimat terbuka ia menyampaikan soal sejumlah kendala yang saat ini dirasakan. Surat dilayangkan, dan beberapa waktu kemudian datang balasan resmi dari Pesantren Persis Bangil. Isi suratnya benar-benar mengharukan dan membahagiakan, bahwa dirinya diminta langsung ke Pesantren, tidak perlu banyak berpikir soal baiaya dan lainnya.
Sejak itulah respon cepat yang ia rasakan benar-benar menunjukkan kemurahan hati Ustadz Ghazie AQ., sebagai seorang Mudir Pesantren Persis Bangil. Saat berkegiatan di pesantren hingga akhirnya bisa belajar, dan tamat, selanjutnya diberikan kesempatan melanjutkan kuliah di LIPIA Jakarta. Pun biaya transportasi dibantu pesantren. Sekali lagi wujud kemurahan hati benar-benar hadir dirasakan. Alangkah penuh berkah kehidupan yang diiringi dengan kemurahan hati. Hal ini menjadi teladan kebaikan yang membekas kuat di hati para muridnya.
|Humas – Disarikan dari cerita Ustadz Muhammad Nuh AM., M. SP. | Alumni Tahun 1986 | Sekelas dengan Ustadz Ahsin Lathif | Ketua Pimpinan Wilayah Persis 3 Masa Jihad, hingga 2023 in syaa Allah Desember 2023 akan dilaksanakan suksesi dalam Musywil PW Persis Sumatera Utara | Politikus DPD RI untuk Sumatera Utara |