Jurnalis 24 | Jakarta, 3 November 2025 - Fredi Marbun, tokoh pergerakan dan pemerhati Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) sekaligus aktivis toleransi dan penentang keras radikalisme, menegaskan bahwa Aksi Jilid II “Selamatkan HKBP” akan digelar dengan melibatkan sedikitnya 30.000 jemaat HKBP dari berbagai daerah di Indonesia apabila Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Viktor Tinambunan, tidak segera mundur dari jabatannya.
Menurut Fredi, kepemimpinan Viktor Tinambunan telah menyimpang dari nilai-nilai pelayanan dan moralitas gereja, bahkan menjadikan HKBP sebagai alat kepentingan pribadi dan kelompok tertentu. Ia menyebut situasi ini telah mencederai marwah gereja dan menimbulkan perpecahan di kalangan pendeta serta jemaat.
“HKBP bukan milik pribadi dan bukan milik kelompok mana pun. Gereja ini dibangun atas dasar jerih payah dan keringat jemaat, bukan keringat Ephorus dan kelompoknya. Jika Viktor Tinambunan tidak segera mundur, kami akan menggelar Aksi Jilid II Mimbar Jemaat HKBP dengan 30.000 jemaat di berbagai daerah. Ini bukan ancaman, tetapi seruan iman untuk menyelamatkan HKBP dari penyimpangan,” tegas Fredi Marbun di Jakarta, Senin (3/11/2025).
Kepemimpinan Sarat Politisasi dan Kepentingan Kelompok
Fredi mengkritik keras arah kebijakan Ephorus Viktor Tinambunan yang dinilainya telah mempolitisasi gereja dan memecah jemaat. Ia menyoroti bahwa HKBP kini lebih sering menjadi panggung isu politik ketimbang rumah pelayanan rohani yang mempedulikan jemaat dan kondisi gereja.
Salah satu isu yang menjadi sorotan adalah kampanye “Tutup PT Toba Pulp Lestari (TPL)” yang, menurut Fredi, merupakan agenda politik kelompok tertentu yang dibalut dengan narasi agama dan ayat-ayat Alkitab. Akibatnya, banyak jemaat dan masyarakat yang terjebak dalam isu tersebut.
“Gerakan Tutup TPL telah dijadikan kendaraan politik oleh oknum di lingkaran Ephorus. Mereka memakai nama HKBP dan ayat-ayat Alkitab untuk kepentingan kelompok. Yang dirugikan adalah jemaat dan masyarakat sekitar,” ujarnya.
Desakan Moral: Viktor Tinambunan Wajib Mundur atau Diadili
Fredi menyerukan agar Ephorus Viktor Tinambunan segera mengundurkan diri atau diadili melalui mekanisme gerejawi maupun hukum negara. Ia menilai, mundurnya Ephorus adalah langkah paling terhormat demi menyelamatkan nama baik HKBP di mata jemaat dan publik.
“Kami mendesak Ephorus Viktor Tinambunan untuk menunjukkan tanggung jawab moral dan rohani. Jika tidak, maka Aksi Jilid II akan menjadi gelombang besar penolakan jemaat di seluruh Indonesia,” ungkap Fredi.
Aksi Jilid II: Gerakan 30.000 Jemaat Selamatkan HKBP
Fredi menegaskan bahwa Aksi Jilid II akan melibatkan 30.000 jemaat HKBP dari berbagai distrik dan resort, dengan titik utama di Jakarta dan Kantor Pusat HKBP, serta dukungan serentak dari jemaat di berbagai kota besar seperti Pematangsiantar, Kawasan Danau Toba atau Tapanuli Raya, Jabodetabek, Batam, Pekanbaru, dan Jambi.
Gerakan ini, kata Fredi, akan menjadi suara moral jemaat HKBP untuk menegakkan kembali nilai-nilai kasih, kebenaran, dan keadilan dalam tubuh gereja.
“Aksi Jilid II bukan sekadar demonstrasi, tetapi panggilan iman spontanitas nurani. Kami akan berdiri bersama jemaat yang muak dengan kepemimpinan yang memperalat gereja. HKBP harus kembali kepada Tuhan, bukan kepada politik,” tegasnya.
Seruan Nasional: Selamatkan HKBP dari Geng Mafia Berjubah Hitam
Fredi Marbun menutup pernyataannya dengan menyerukan refleksi nasional bagi seluruh warga HKBP agar tidak diam terhadap penyimpangan rohani yang terjadi. Ia menegaskan bahwa setiap jemaat memiliki tanggung jawab untuk menjaga gereja dari intervensi kepentingan duniawi.
“Kami siap turun bersama 30.000 jemaat. Ini adalah gerakan nurani, bukan politik, bukan ambisi pribadi atau kelompok,” tutup Fredi Marbun dengan nada tegas. (tim)
